Jakarta – TAMBANG. Ramba Energy Ltd telah menyiapkan anggaran sebesar USD 8,1 juta, untuk melakukan eksplorasi di blok West Jambi. Ramba mendapatkan 100% hak pengelolaan lapangan gas itu dari Pertamina pada 13 Juni 2011, berdasarkan Kerjasama Operasi (KSO) selama 20 tahun.
CEO Ramba Energy, David Aditya Soeryadjaya mengatakan, pihaknya saat ini telah mengantongi sekitar USD 7 juta untuk pengembangan West Jambi KSO, yang memiliki total cadangan 4,1 TCF (Trilliun Cubic Feet). Dijadwalkan gas dari West Jambi mulai berproduksi pada 2016.
Aditya mengatakan, langkah Ramba Energy masuk ke West Jambi KSO, merupakan upaya untuk berkonsentrasi pada bisnis inti hulu minyak dan gas (migas). Sebelumnya, perusahaan yang listing di Singapura ini lebih banyak berkonsentrasi di bisnis jasa penunjang migas, lewat bendera lamanya Richland Logistics.
“Kami baru terima income pertama di oil and gas pada 2010, sebesar 5,2 juta Dollar Singapura. Sebelumnya bersama RichLand Logistics lebih banyak bergerak dibidang logistik. Dari bisnis logistik, pada 2010 kami meraih income 43 juta Dollar Singapura,” ujar Aditya di Jakarta, Senin, 27 Juni 2011.
Aditya menambahkan, Ramba Energy baru masuk ke bisnis upstream oil and gas pada 2008. Hingga 2009 langkahnya di upstream kurang berkembang, karena diterpa krisis keuangan global. Namun ia optimis, mulai 2010 dan seterusnya bisnis Ramba di upstream akan berkembang.
“Nilai asset kami sekarang 85,2 Dollar Singapura, dan dari pinjaman 22,8 juta Dollar Singapura,” ujarnya. Untuk pendapatan dari logistik, kata Aditya, sejauh ini baru didapatkan dari kontrak-kontrak di Singapura (88,5%), dari Indonesia hanya 11,5%.
“Yang dari Indonesia akan ditingkatkan paling tidak 10% untuk 2011” lanjutnya. Untuk tahun ini, tambahnya, Ramba Energy menargetkan kontrak-kontrak logistik naik 10 – 15 juta Dollar Singapura. Sedangkan untuk upstream, Ramba Energy akan berkonsentrasi pada empat blok migas di Indonesia.
Selain West Jambi KSO, ramba Energy saat ini juga mengeksplorasi Blok Lemang PSC, di Sumatera. Pada Blok Lemang, tahun ini Ramba merencanakan enam pengeboran, pada wilayah kerja seluas 3.890 hektar. Salah satunya pada lapangan Akatara yang akan mulai ditajak pada Agustus 2011.
Cadangan prospektif pada lapangan Akatara mencapai 37,4 juta barel minyak. Sejak 2009, Ramba Energy juga sudah menjalin kerjasama dengan Petrochina, yang mengelola Blok Jabung. Diharapkan kerjasama itu dapat mendorong percepatan produksi Lemang PSC. Dimana fasilitas pipeline Petrochina Jabung, berada di sekitar wilayah kerja Lemang PSC.
Selain itu, Ramba Energy juga berupaya meningkatkan produksinya di Blok Jatirarangon TAC. Juga sedang dalam negosiasi untuk mendapatkan kembali kontrak pengelolaan di Blok Corridor TAC, yang habis kontraknya pada Oktober 2010.
Selain akan terus melakukan ekspansi usaha di Indonesia, Singapura, Malaysia dan Thailand, dari sisi upstream Ramba Energy juga berniat masuk ke unconvensional gas. “Dalam catatan kami, potensi unconvensional gas Indonesia nomor dua terbesar di dunia setelah Amerika,” tutur Aditya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar