Tambangnews.com. - Kedatangan salah seorang ketua Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) cabang Nusa Tenggara Barat (NTB), Ali Usman Al-Hairi, di kabupaten Sumbawa Barat, semakin menguatkan upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah setempat (KSB) dalam penghentian pembuangan limbah dari kegiatan pertambangan (Tailing) yang selama ini dilakukan oleh pihak PT Newmont Nusa Tengagara di wilayah Teluk Senunu.
Kepada sejumlah wartawan di kantor Bupati Sumbawa Barat Kamis (12/5), Ali Usman AL-Hairi (Ketua Walhi NTB) menegaskan, sebagai salah satu lembaga pemerhati lingkungan, kedatangan Walhi ke Bumi Pariri Lema Bariri tidak lain adalah untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah agar berani mengambil sikap menghentikan/menyetop pembuangan Tailing yang dilakukan pihak perusahaan Newmont Nusa Tenggara yang telah berlangsung sejak tahun 2000 lalu.
Dasar rekomendasi penghentian pembuangan Tailing PT Newmont menurut Ali, adalah banyaknya laporan dari masyarakat serta fakta temuan langsung dilapangan yaitu telah terjadi penurunan langsung hasil tangkapan ikan oleh para nelayan yang berada diwilayah sekitar lokasi pembuangan Tailing.
''Banyaknya fakta dilapangan bahwa tangkapan ikan para nelayan terus menurun khususnya diwilayah lokasi pembuangan Tailing. Ini jelas karena imbas dari limbah yang dibuang telah merusak ekosistim laut yang berada dilokasi setempat,''terang Ali sembari mengaku atas nama Walhi, dirinya juga telah meminta kepada Bupati KSB untuk menyetop kegiatan pertambangan yanag dilakukan oleh Newmont karena dirasakan tidak memberikan asas mamfaat yang sesuai dengan hasil yang didapatkan perusahaan tersebut.
Sementara itu, ketua Koalisi Rakyat KSB Bersatu (KRKB), Beny 'Bento' Tanaya, sebelumnya menyarankan kepada pemerintah daerah untuk dapat memberikan solusi yang riil apabila pemda berniat melakukan penghentian pembuangan tailing PT Newmont di lokasi Teluk Senunu. Apalagi menurut Beny, sejauh ini belum dilakukan kajian secara akademis tentang dampak dari pembuangan Tailing PT Newmont terhadap lingkungan sekitarnya.
''Untuk mendapatkan fakta yang akurat terhadap imbas keberadaan Tailing itu jelas perlu sebuah reses, penelitian/kajian akademis dengan menggunakan peralatan canggih yang mampu mengukur sejauh mana tingkat berbahayanya kandungan senyawa yang terdapat dalam Limbah Newmont ini. Sehingga kita tidak menerka-nerka dalam memberikan fakta yang dapat memijokan diri kita sendiri,''ujarnya.
Sementara itu Manager Publik Relation PT Newmont Nusa Tenggara, H. Kasan Mulyono, menjelaskan, sistem penempatan tailing PTNNT yang beroperasi sejak tahun 2000 lalu, sesuai dgn izin yg dikantongi pihak perusahaan serta memenuhi semua kriteria fisika dan kimia yang dipersyaratkan dalam perizinan. Selain itu masih kata H. Kasan, sistem pembuangan Tailing juga dipantau dan dikaji secara berkala baik secara internal maupun oleh lembaga independen seperti LIPI dan CSIRO Australia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar