Jakarta – TAMBANG. Sektor pertambangan tidak hanya merupakan sektor yang padat modal, tapi juga padat teknologi. Agar menjadi negara maju di sektor tersebut, Indonesia dituntut aktif salah satunya dalam pemanfaatan teknologi-teknologi terbaru.
Upaya itu sedikit dipermudah oleh 12 perusahaan Queensland, yang memamerkan produk teknologinya dalam “Forum Panas Bumi Queensland dan Pameran Teknologi Panas Bumi” di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa, 3 Mei 2011.
Dalam acara tersebut, pemerintah Queensland melalui kedua belas perusahaannya tidak hanya memamerkan teknologi mutakhir pertambangan, termasuk panas bumi.
Tetapi juga berbagi informasi terkait usaha pertambangan di wilayah dengan curah hujan tinggi, keselamatan pertambangan, dan perlindungan lingkungan di kawasan pertambangan.
Bendahara dan Menteri Pembangunan dan Perdagangan Queensland, Andrew Fraser mengatakan, muara dari kunjungan negara bagian Australia itu ke Indonesia, adalah untuk memajukan aktivitas perdagangan sektor pertambangan antara Indonesia dan Queensland.
“Perdagangan mendukung hubungan yang kukuh dan tumbuh antara Indonesia dan Queensland. Kami pun berharap untuk menggalang hubungan yang lebih kuat lagi,” ujar Andrew.
Fraser mengatakan, Indonesia adalah tujuan ekspor non-batubara terbesar Queensland, dan pasar ekspor terbesar keenam secara keseluruhan. Maka dari itu, Pemerintah Queensland juga mendukung penuh penerapan teknologi pertambangan mutakhir di Indonesia.
Fraser menjelaskan, kunjungannya ke Indonesia merupakan balasan kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Darwin Zahedy Saleh ke Brisbane pada Maret 2010.
Salah satu hasil dari kunjungan tersebut, adalah rencana pelatihan 10 inspektur keselamatan pertambangan Indonesia di Queensland pada 2011 ini.
Selain sektor pertambangan, Queensland juga telah lama menjalin hubungan baik dengan Indonesia. Hal itu terlihat antara lain dari penandatanganan MoU antara kedua belah pihak, tentang Hubungan Negara Bagian Kembar dengan Provinsi Jawa Tengah (1990-an).
Queensland juga memberikan bantuan berupa Proyek PLTPB pascatsunami Aceh di Seulawah Agam (2005-2007). Tidak hanya itu, kata Fraser, program kerjasama di bidang pendidikan dan penelitian, kesehatan, serta isu lingkungan pun tak luput dilakukan.
Terkait isu lingkungan, dalam upaya memerangi pemanasan global, Tourism Queensland baru-baru ini menawarkan insentif pengalaman perjalanan senilai US$1 juta, sebagai hadiah utama untuk satu perusahaan yang beruntung – Million Dollar Memo. Dari 148 peserta dari seluruh dunia, lima berasal dari Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar